Jakarta, Orang-orang yang punya inovasi dan kreativitas tinggi cenderung disukai banyak orang karena hasil karyanya yang segar dan bahkan menginspirasi. Tapi sebuah studi dari Swedia menemukan bahwa orang kreatif justru lebih cenderung mengidap gangguan mental seperti gangguan bipolar dan schizophrenia.
Temuan ini senada dengan hasil studi sebelumnya yang mengungkapkan bahwa keluarga yang punya riwayat gangguan bipolar dan schizophrenia cenderung melahirkan banyak seniman dan ilmuwan.
Dengan menggunakan data registrasi kesehatan penduduk Swedia yang berisi rekam medis 1,2 juta pasien dan keluarganya selama 40 tahun, peneliti menemukan bahwa gangguan mental tertentu, terutama gangguan bipolar memang lebih banyak terjadi pada seniman dan ilmuwan seperti penari, fotografer hingga peneliti dan penulis buku.
Bahkan secara khusus peneliti dapat memastikan bahwa penulis memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk didiagnosis mengidap schizophrenia, depresi, kecemasan dan penyalahgunaan obat-obatan. Tak hanya itu, penulis juga diklaim 50 persen lebih cenderung melakukan tindakan bunuh diri ketimbang orang biasa.
Parahnya lagi, kondisi ini menurun atau menular pada keluarganya. Satu orang kreatif dalam suatu keluarga bisa menyebabkan anggota keluarga lainnya harus menjalani pengobatan karena mengidap schizophrenia, gangguan bipolar, anoreksia dan autisme.
"Temuan ini dapat mendorong para dokter untuk mempertimbangkan pendekatan lain dalam mengatasi gangguan mental," ungkap peneliti Simon Kyaga, seorang mahasiswa doktoral dari Karolinska Institutet, Stockholm, Swedia seperti dilansir dari cbsnews, Kamis (18/10/2012).
Menurutnya, jika dokter menemukan fenomena tertentu yang dapat dikaitkan dengan gangguan kesehatan pada pasien maka hal itu dapat membuka jalan untuk menemukan pendekatan pengobatan baru, namun hal ini juga membutuhkan kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien.
Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Psychiatric Research.
Temuan ini senada dengan hasil studi sebelumnya yang mengungkapkan bahwa keluarga yang punya riwayat gangguan bipolar dan schizophrenia cenderung melahirkan banyak seniman dan ilmuwan.
Dengan menggunakan data registrasi kesehatan penduduk Swedia yang berisi rekam medis 1,2 juta pasien dan keluarganya selama 40 tahun, peneliti menemukan bahwa gangguan mental tertentu, terutama gangguan bipolar memang lebih banyak terjadi pada seniman dan ilmuwan seperti penari, fotografer hingga peneliti dan penulis buku.
Bahkan secara khusus peneliti dapat memastikan bahwa penulis memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk didiagnosis mengidap schizophrenia, depresi, kecemasan dan penyalahgunaan obat-obatan. Tak hanya itu, penulis juga diklaim 50 persen lebih cenderung melakukan tindakan bunuh diri ketimbang orang biasa.
Parahnya lagi, kondisi ini menurun atau menular pada keluarganya. Satu orang kreatif dalam suatu keluarga bisa menyebabkan anggota keluarga lainnya harus menjalani pengobatan karena mengidap schizophrenia, gangguan bipolar, anoreksia dan autisme.
"Temuan ini dapat mendorong para dokter untuk mempertimbangkan pendekatan lain dalam mengatasi gangguan mental," ungkap peneliti Simon Kyaga, seorang mahasiswa doktoral dari Karolinska Institutet, Stockholm, Swedia seperti dilansir dari cbsnews, Kamis (18/10/2012).
Menurutnya, jika dokter menemukan fenomena tertentu yang dapat dikaitkan dengan gangguan kesehatan pada pasien maka hal itu dapat membuka jalan untuk menemukan pendekatan pengobatan baru, namun hal ini juga membutuhkan kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien.
Studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Psychiatric Research.
posted by health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar